Perhatikan video berikut ini...
Pengertian Sastra Lisan Lampung
Sastra lisan Lampung adalah sastra berbahasa Lampung yang hidup secara lisan, yang tersebar dalam bentuk tidak tertulis (kini sudah diinventarisasi dan sudah banyak yang ditulis).Sastra lisan Lampung merupakan milik kolektif etnik Lampung dan bersifat anonim. Sastra itu banyak tersebar di masyarakat, merupakan bagian yang sangat penting dari kekayaan budaya etnik Lampung dan juga merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
Jenis-Jenis Sastra Lisan Lampung
Sastra lisan Lampung dapat dibedakan menjadi lima jenis:
1. peribahasa;
2. teka-teki;
3. mantra;
4. puisi;
5. cerita rakyat.
Bentuk -Bentuk /Macam-Macam sastra Lisan Lampung
1. Paradinei/Paghadini
Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlang sungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.
Contoh:
Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha sikam ji sanak tepik, haga numpang butanya mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija
dst..
2.Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan
Adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :
1. Tidak ada pembukaan
2. Berisikan nasihat
3. Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc
4. Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.
Contoh:
gelakhne ..... .... anjak pekon ..... bingi hinji lagi senang sekhta bahagia lain moneh tipugampang astawa dipumudah adokne sanak sinji yakdo lah ............dst
3. Segata/Sagata
Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acaraacara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.
1). Ciri-ciri sagata adalah :
a) 4 baris seuntai;
b) Berirama ab-ab;
c) Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi;
2). Macam-macam sagata :
a) Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak);
b) Sagata nyindegh / nyindir (sindiran);
c) Sagata bukahaga / bekahago (percintaan);
d) Sagata lalaga'an / lelaga'an (berolok-olok);
e) Sagata nangguh (berpamitan).
4. Bebandung/Bubandung
Bebandung artinya adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran terkadang di buat dalam bentuk puisi. Bubandung artinya bertemu,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan hal-hal sebagai berikut:
a Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat;
b.Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain;
c. Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran
5. Ringget /Pisaan
Ringget/pisaan/dadi/highinghighing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”:
Ikam ago betulang Perwatin ghadeu mengan Cubo pai sedeu kupei
Butangguh ago mulang Jamo gham sekalian Jamo unyen muwaghei
Suaro ghadeu lattang Ino tando mak supan Gegehke dilem ngipei
Lain ikam mak senang Jamo gham sekalian Kimak ino raso atei
Lain ikam mak senang Jam kham sekalian Kimak ina khasa hatei
6. Talibun
Talibun adalah karya sastra lisan Lampung berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc-abc. contoh :
Nagalinang luh ngaghawang Unyin sikam sai di tinggal Sanak atawa pamili
Kibau kak haga ngubang Lamun ghasan mak gagak Mulli sikam jo sepi
Gegoh tanjagh kelittang Susunan anjak awal Tata titi perreti
Bunyi canang sai lattang Ngucap selamat tinggal Sanggup ghasani kughuk buwi
7. Hahiwang
Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :
1) Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita
2) Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih
3) Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan kisah sedih nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.
Contoh hahiwangan dalam dialek "A":
Sakik sikam ji nimbang Kak kapan ago segai Hiwang ni sanak malang Sikal kilu mahap pai
Hgatong mangedok sai di usung Ya gila sanak aghuk Apak ni saka lijung Sisi di tinggal induk
Sisi di tinggal induk Mangedok daya lagi Sikam ghatong jak bungkuk Nyeghahko jama kuti
Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima
🔊 Tugas anak sholeh dan sholehah Ibu Lisna,Silahkan Rangkum dengan Ringkas Materi di atas ya nak,Ambil bagian yang penting saja Tidak semunya di Rangkum atau Tulis ya nak...
GOOD JOB ✌✌✌
Jika ada pertanyaan boleh tanyakan di Kolom komentar pada halaman blogger Bu Lisna di bawah ini ya.Demikian pembelajaran hari ini semoga kita semua dalam keadaan sehat, dan disegerakan untuk bertemu di sekolah kita tercinta. tetep semangat ya nak belajar di rumah.
Komentar
Posting Komentar